- Aqidah merupakan sebuah keyakinan, kepercayaan, keimanan dan bahkan sebuah janji. “Aqdun” “Uqud” berarti janji, dan inilah yang namanya aqidah, janji kita terhadap Tuhan. Ini selaras dengan ayat Al Quran yang menceritakan tentang komunikasi Allah dengan para ruh, Allah menanyakan “Bukankah Aku Tuhan kalian? dan kita (ruh) menjawab : “Bala Syahidna” Kita menjawabnya dan membenarkannya dalam bentuk janji.
- Seharusnya setiap apapun kepercayaan kita, kepercayaan dalam bentuk apapun, apakah itu terhadap Ketuhanan, materi, atau hal apapun, maka kepercayaan itu menuntut adanya SIKAP yang lahir dari keyakinan kita terhadap apa yang kita percaya.
- Misal : kita percaya dan yakin kalau api itu panas, maka tindakan yang muncul adalah kita akan menghindar dari menyentuh api, dan apabila kita kurang yakin, maka mungkin kita akan menyentuhnya dan akan merasakan panasnya api, dan setelah itu baru lahirlah sebuah Keyakinan.
- Keyakinan kadang membutuhkan bukti dan percobaan. Atas dasar inilah dalam keilmuan kita mengenal yang namanya labolaturium, tempat dimana banyak percobaan keilmiahan yang akhirnya melahirkan sebuah keyakinan.
- Aqidah Islam juga memiliki alat pembuktian untuk bisa melahirkan sebuah keyakinan yaitu dalil (petunjuk). Ada dalil Naqli (Al Quran dan Hadits) dan dalil aqli (akal : yang mampu menalar, melihat bukti kebesaran Tuhan di alam jagad raya ini).
- Para athiesme (Tak Bertuhan) kadang memerlukan bukti yang lebih sehingga memberikan kepuasan terhadap akal pikir mereka, terhadap keberadaan Tuhan, terhadap kekuasaan yang Maha Besar. “Bahkan ada seorang athiesme yang baru menyadari kekuasaan Tuhan itu ketika ia hendak tertimbun tebing salju, di saat itulah tanpa sadar ia berucap ; oh my god.
- Seberapa kuat keyakinan kita terhadap Keberadaan Tuhan, Kekuasaan Tuhan, dll akan melahirkan daya perilaku yang berbeda-beda. Sehingga banyak orang beragama, termasuk beragama Islam namun hanya sedkit perilakunya sesuai dengan kepercayaannya.
- Aqidah (Kepercayaan) kita akan kuat dan lahir ketika kita melihat langsung dan berada dalam BUKTI nyata.
- Keyakinan kita terhadap Keberadaan Tuhan dan Kekuasaan Nya akan lahir dan kuat salah satunya adalah : “Ketika kita berada dalam sebuah pesawat terbang yang lagi melaju di atas, dan lagi menghadapi badai serta huja lebat, gonjangan terasa sangat keras, badan pesawat goyang dan berbunyi keras, di saat seperti inilah sering lahir sebuah keyakinan akan keberadaan Tuhan dan kekuasaan Nya, sehingga lahirlah sebuah penyikapan terhadap keyakinan ini dengan sebuah ketundukan, pengharapan dan doa minta pertolongan. (Pengalaman saya : biasanya para penumpang akan membaca doa, ayat Al Quran, dzikir, mengambil tasbih dll, yang semuanya menandakan ketundukan dan harapan) Keyakinan yang lahir di tengah Bukti.
- Seharusnya seorang muslim sejati memiliki keimanan dan keyakinan selalu dalam setiap waktunya seperti para penumpang dalam pesawat di atas.
- Banyak keyakinan kita yang tidak selaras dengan sikap. kalau kita sandingkan keyakinan adalah Aqidah maka sikap adalah Akhlak. Aqidah dan Akhlak adalah sebuah 2 hal berbeda namun bersatu tak terpisahkan. Sehingga bagi kawan2 yang pernah belajar di MTsN, MAN, atau Pesanteran atau juga Kuliah Islam maka mungkin pernah belajar “Aqidah Akhlak”. Satu materi yang mempelajari dua hal dalam satu kesatuan
- Aqidah dan Akhlak adalah ibarat sekeping mata uang, ibarat satu helai benang tanpa putus, ibarat sebatang pohon dan buah.
- Namun sayang kadang Aqidah kita tidak sampai melhirkan akhlak yang baik.
- Keyakinan kita terhadap Tuhan dan Kekuasaan serta Kebesaran Nya seharusnya melahirkan ketundukan, tawadhu’ serta terhindar dari sikap sombong.
- Keyakinan kita bahwa Allah lah yang Maha Memiliki segalanya, maka seharusnya akan terlahir sikap Syukur dan Sabar. // Allah lah yang memiliki segalanya di dunia ini, sedangkan kita tidak memiliki apapun, sedangkan apa yang ada dalam diri dan disisi kita itu hanyalah titipan Nya dan suatu saat akan kembali kepada Nya. Kalau keyakinan kita terhadap ini kuat maka yakinlah akan lahir sebuah syukur dan sabar.
- Begitupula keyakinan keimanan kita terhadap Al Quran seharusnya keluar sikap cinta kita dalam bentuk intensitas interaksi kita dengan Al Quran ( Membacanya, Menghafal, Mentadabburi dll) Kalau sikap ini tidak lahir, sangat mungkin kita masih belum terlalu yakin.
- Semuanya kembali seberapa kita YAKIN
- Mudah2an dari aqidah yang kita yakini lahir banyak buah akhlak yang enak dinikmati semua orang. Amin
——————————-
Kembali mengingat apa yang disampaikan dalam acara Madrasah KAMMI 1 Komisariat Barabai. Semoga Anak2 KAMMI menjadi kader yang menjadi dambaan peradaban
Tinggalkan komentar