- Situasi perkembangan Politik Timur Tengah dewasa ini memberikan pelajaran penting untuk umat dunia, lebih khusus apa yang terjadi di Suriah. Krisis Suriah memberikan gambaran gamblang tentang keterlibatan, konspirasi dan intervensi dari banyak kepentingan.
- Banyak kepentingan dan isu berkembang yang semuanya saling tumpang tindih dan kadang terlihat pragmatis. Apakah itu kepentingan Negara seperti AS, Israel, Rusia, Inggris, Cina, Arab Saudi, Iran, dll, atau kepentingan Ideologi, antara Kapitalis dan Sosialis, atau juga kepentingan internal umat Islam antara Sunni dan Syi’ah, ataupun isu demokratisasi, dan anti kediktatoran.
- Perkembangan situasi Timur Tengah ini mengharuskan semua pihak bisa bermain cantik sehingga dapat mengambil keuntungan dari segala keadaan. Dalam setiap kasus yang ada, ada kepentingan yang berbeda, dan tentunya akan terbangun aliansi taktis pragmatis yang berbeda pula antar Negara dan kepentingan.
- Kita lihat kasus Irak, AS mengambil keuntungan begitupula dengan Iran yang notabenenya Syi’ah, dan bahkan sekarang Irak sudah mayoritas Syi’ah. Namun dalam konteks Arab Spring seperti di Mesir, Tunisia, Maroko, dll kalangan Sunni lebih banyak mengambil untung. Bahkan AS, Israel dan juga Iran sangat khawatir kalau Mesir akan dipegang oleh Ikhwanul Muslimin (Sunni). Di Timur Tengah secara khusus benturan Sunni dan Syi’ah sangat kentara seperti yang pernah saya tulis dalam Tulisan : Islam Politik : Pergolakan Antara Kekuatan Sunni dan Syi’ah
- Adapun di Libya AS sangat berperan dalam menentukan krisis ini. Karena AS juga banyak kepentingan disini. Dan di Libya tidak terlalu banyak Negara yang punya kepentingan berbeda dengan apa yang terjadi di Suriah.
- Perbedaan yang mencolok antara Suriah dan Libya adalah keterlibatan Rusia. Rusia sudah mengatakan dengan jelas apa yang terjadi di Libya tidak akan terjadi di Suriah. Rusia dan China bahkan memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Oleh karena itulah, Rusia akan menjadi faktor penentu dalam masalah ini.
- Situasi di Suriah memang terlihat seperti Libya. Pihak oposisi Suriah tampak mendapat pengakuan dan legitimasi dari Barat dan beberapa negara lainnya sebagai representasi yang sah bagi warganya. Oposisi Suriah bahkan membentuk dewan militer dan mulai meminta perlindungan kepada masyarakat internasional. Mereka bahkan memutuskan hubungan dengan rival-rival Barat, Iran, Hizbullah, dan bahkan fraksi Hamas di Palestina. Namun bedanya di Libya oposisi punya kesatuan yang kuat sehingga mudah ada intervensi Barat, sedangkan suriah walaupunn ada Dewan Militer tapi perlawanan mereka masih parsial.
- Di lain kepentingan dan isu yang lain, Bashar al-Assad (Presiden Suriah) memiliki komitmen terhadap perjuangan rakyat Palestina. Suriah menerima Hamas (sunni) berkantor di Damaskus ketika negara-negara Arab tidak mau menerima mereka membuka perwakilan. Suriah juga mendukung penuh Hizbullah (Syi’ah). Keduanya didukung penuh oleh Bashar karena mereka adalah kelompok perlawanan (muqowwamah) terhadap Israel
- Karena inilah Israel punya kepentingan dengan banya pergolakan di Timur Tengah. Israel harus bisa melumpuhkan Hammas dan Hizbullah. Untuk Hamas, Israel melakukan kebijakan blokade Gaza karena Hamas memerintah di sini. Dan Permasalahan ini juga sangat berkaitan dengan politik Mesir, lebih khusus pada Pemilu Presiden Mesir.
- Untuk melumpuhkan Hizbullah, Israel harus memotong jalur pendukung Hizbullah yaitu Suriah. Oleh sebab itu, Suriah harus dikuasai secara politik. Ganti penguasanya! Dari penguasa yang sudah tumbang dan yang sedang diusahakan tumbang, Qaddafi dan Bashar mempunyai kontribusi besar untuk Palestina.
- Israel, AS, Arab Saudi, Qatar, Turki dan Eropa berada dalam satu blok melawan Rusia, Cina dan Iran dalam konflik Suriah ini. Rusia sangat berkepentingan melawan dominasi AS di Timur Tengah karena tinggal Suriah tempat berpijak Rusia setelah Libya jatuh ke tangan Barat. Selain itu, AS juga mengacak-ngacak Rusia dengan cara meletakkan perimeter anti-rudalnya di bekas negara Uni Soviet seperti Georgia.
- Cina tidak mau ketinggalan dalam melawan AS. Setelah berhasil menahan hegemoni AS di bidang ekonomi, Cina diancam oleh AS melalui pergerakan angkatan laut AS di Pasifik. Cina saat ini berhasil menciptakan kapal perang anti-radar yang membuat AS khawatir.
- Iran adalah negara yang tidak disenangi oleh Saudi Arabia, Qatar dan negara Arab lainnya karena berhasil melakukan Revolusi 79 menumbangkan Raja Reza Pahlevi yang juga sahabat penguasa Saudi Arabia. Para raja-raja khawatir revolusi tersebut diekspor ke negara-negara mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan kekuasaan mereka, isu yang paling ampuh ditiupkan adalah Iran adalah negara Syiah bukan negara Islam karena Syiah sesat.
- Iran mempunyai kepentingan yang besar di Suriah karena Bashar bisa menjamin jalur logistik Hizbullah. Israel dan Barat menggunakan segala cara untuk menurunkan Bashar, termasuk mempersenjatai oposisi dengan senjata berat. Di sinilah peranan Saudi Arabia, Qatar dan sedikit Turki.
- Jika AS dan NATO Serang Suriah, Perang Dunia III Tak Terelakkan. Para pengamat mulai memberikan analisanya tentang situasi terakhir intervensi asing di Suriah. Mereka menilai kasus Suriah merupakan pemanasan dari konfrontasi yang melibatkan Barat, Rusia, dan China atau Perang Dunia III. Seperti yang diungkapdaln dalam tulisan sebelumnya : Bersiap Sipa Menghadapai Perang Dunia III, Sasarannya Iran
- Seperti yang telah disaksikan saat ini, Rusia dan China amat khawatir dengan sikap arogansi Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat terhadap Suriah dan Iran. Dubes AS untuk PBB menyebut Iran satu “perusak” dan mengatakan negara itu adalah “bagian dari masalah di Suriah”. AS menuduh Iran mempersenjatai pasukan Bashar.
- Perkembangan ini terus bergerak, Tunggu saja siapa yang menang dan/atau siapa yang bisa mengambil keuntungan dari keadaan yang terjadi.
- Harapan kita agar semua ini dapat berakhir secepatnya, sudah cukup banyak korban yang berjatuhan.
Juni 11, 2012
Tinggalkan komentar